Senin, 25 April 2011

Panggil aku, Mbak....

Ini adalah satu dari sekian pengalaman hidup saya, yang sebenarnya sih sudah lama terjadi tapi efeknya sampai sekarang masih terasa. Yah,, benar-benar masih terasa.

Saya masih ingat, ketika itu masih duduk di bangku SD. Kalau nggak salah sih pas kelas empat atau lima. Saat itu saya merasa cemburu. Hehe tapi bukan karena cintong lhoo. pada waktu itu saya cemburu gara-gara panggilan mbak. Di kelas saya ada satu geng.. Mereka terdiri dari 6 anggota. Anehnya, kenapa cuma dua anak yang dipanggil mbak? Apa karena dua anak tersebut paling tua? sepertinya tidak. Lalu apa alasan keempat anak itu memanggil dengan sebutan mbak. Saya terheran-heran dan sampai saat ini belum mendapat jawabannya. Saat terpikirkan hal sepele itu, saya menjadi cemburu. Karena saya yang lebih berumur dibanding kedua anak itu, justru tidak mendapat julukan mbak.Ihh,, Padahal kan seharusnya saya yang pantas dijuluki mbak. Itulah pemikiran saya sebagai bocah SD. Dengan kejadian itu saya juga berharap ingin dipanggil mbak. Apa untungnya ya? hhe

Dari lulus SD hingga lulus SMP, keinginan dijuluki mbak tak terpikirkan lagi.

Berlanjut hingga SMA. Keinginan konyol agar dijuluki mbak nur terwujud juga. Allah mendengar doa saya semasa SD. Subhanalloh..
Tiba-tiba ada seorang teman sekelas memanggil "mbak nur mbak nur". "Loh kok manggil mbak nur to ?" tanya saya. Teman saya hanya menjawab "nggak apa-apa." Beberapa teman lain malah ikut-ikutan panggil mbak. Dan sampai saat ini yaitu dibangku kuliah. Beberapa teman juga memanggil mbak.

Dan akibat julukan mbak, saya merasa sudah berumur.
Harapannya semoga panggilan itu bisa mendewasakan diri ini. Mbak Nur.

2 komentar:

  1. Tapi emang lebih enak manggil "Mbak Nur" daripada "Nur" doang lhoooo :3

    Apa aku ikutan aja ya manggil "Mbak Nur"? :D

    BalasHapus
  2. nama dengan dua suku kata lebih nyaman diucapkan yah,,, you can call me siti :P

    BalasHapus