Akhirnya Khansa tahu nama masinis itu. Ya namanya Nambe. Sebuah nama yang mungkin hanya satu-satunya yang ada di dunia, mungkin. Kemudian Khansa berjalan menuju loket yang dtunjukkan si Bapak tadi. Baru beberapa langkah berjalan, obrolan masinis dan si perempuan meghentikan gerak kakinya. Sangat jelas kata-kata mereka berdua -Nambe dan perempuan- di telinga Khansa. Nambe memberitahu si perempuan bahwah jodohnya adalah Khansa, dengan menunjuk Khansa yang sedang lewat di depannya. Si perempuan benar-benar tidak percaya bahwa jodoh Nambe ialah Khansa. Bagaimana tanggapan Khansa dengan peristiwa sekejap itu? Tiba-tiba ia menjadi pihak ketiga dalam sebuah hubungan yang tak tahu asal mulanya. Dalam keadaan riweh mendapatkan tiket kereta malah ada aja kejadian aneh yang menimpanya.
Ah, Khansa cuma geleng-geleng menanggapi ucapan si masinis itu. Karena Khansa menganggap jika masinis itu membuat trik agar terhindar dari si perempuan dengan mengaku-akui bahwa Khansa adalah jodohnya. Bergegas Khansa menuju loket. Namun anehnya, Nambe malah mengikuti Khansa dan meninggalkan si perempuan. Nambe terlihat seakan-akan dia adalah teman atau sahabat yang benar-benar sudah mengenal Khansa. Sekilas, Khansa ialah sosok perempuan yang tak asing lagi baginya. Di depan loket pembelian tiket, Khansa masih juga terlihat bingung. Ternyata tiket yang tersisa hanya tiket kereta berkelas ekonomi jurusan Semarang.
Yah,, Keberuntungan belum berpihak pada Khansa. Jika igin pulang ke Semarang saat itu juga berarti dia harus menunggang kereta ekonomi di siang bolong. Ia harus melawan panasnya terik matahari dengan duduk berdempetan dengan penumpang lain selama kurang lebih 9 jam. Sungguh perjalanan yang tidak bisa dinikmati.
"Udah, bareng aku aja gimana ?" Tiba-tiba Nambe menawarkan tumpangan kepada Khansa. Nambe yang seorang masinis mengajak Khansa untuk menaiki kereta berkelas eksekutif yang dibawanya.Kereta itu tepat berada di depan mereka. Sungguh tawaran yang menggiurkan bukan ? Keinginan Khansa agar bisa bepergian menaiki kereta eksekutif sudah di depan mata. Namun Khansa menjawab tawaran dengan senyuman.
Apa maksud dari senyuman Khansa itu ? Apakah itu berarti Khansa menerima tawaran Sang Masinis. Atau malah senyuman itu berarti ucapan terima kasih pertanda sebagai penolakan ?
***********************************************************************************
Berakhir juga kisah satu Khansa.
Sebuah Kisah penuh makna. Sebuah kisah nyata yang diangkat dari mimpi. Ya, kisah diatas adalah bunga tidur Khansa yang sungguh menjadikan hatinya berbunga-bunga. Sebuah mimpi yang mengirimkan pesan tersirat untuk kehidupan seok hari.seorang Khansa. Yaitu seorang masinis mungkin menggambarkan seorang kepala keluarga yang kelak memimpin kelangsungan rumah tangganya. Layaknya seorang masinis yang mengemudi kereta, mengarahkan ke mana laju kereta.
Bunga tidur hanyalah sebuah penghias tidur. Khansa tak mau terlalu menggenggam erat mimpi indah itu. Yahh , karena itu hanya sebuah penghias tidur.
Ah, Khansa cuma geleng-geleng menanggapi ucapan si masinis itu. Karena Khansa menganggap jika masinis itu membuat trik agar terhindar dari si perempuan dengan mengaku-akui bahwa Khansa adalah jodohnya. Bergegas Khansa menuju loket. Namun anehnya, Nambe malah mengikuti Khansa dan meninggalkan si perempuan. Nambe terlihat seakan-akan dia adalah teman atau sahabat yang benar-benar sudah mengenal Khansa. Sekilas, Khansa ialah sosok perempuan yang tak asing lagi baginya. Di depan loket pembelian tiket, Khansa masih juga terlihat bingung. Ternyata tiket yang tersisa hanya tiket kereta berkelas ekonomi jurusan Semarang.
Yah,, Keberuntungan belum berpihak pada Khansa. Jika igin pulang ke Semarang saat itu juga berarti dia harus menunggang kereta ekonomi di siang bolong. Ia harus melawan panasnya terik matahari dengan duduk berdempetan dengan penumpang lain selama kurang lebih 9 jam. Sungguh perjalanan yang tidak bisa dinikmati.
"Udah, bareng aku aja gimana ?" Tiba-tiba Nambe menawarkan tumpangan kepada Khansa. Nambe yang seorang masinis mengajak Khansa untuk menaiki kereta berkelas eksekutif yang dibawanya.Kereta itu tepat berada di depan mereka. Sungguh tawaran yang menggiurkan bukan ? Keinginan Khansa agar bisa bepergian menaiki kereta eksekutif sudah di depan mata. Namun Khansa menjawab tawaran dengan senyuman.
Apa maksud dari senyuman Khansa itu ? Apakah itu berarti Khansa menerima tawaran Sang Masinis. Atau malah senyuman itu berarti ucapan terima kasih pertanda sebagai penolakan ?
***********************************************************************************
Berakhir juga kisah satu Khansa.
Sebuah Kisah penuh makna. Sebuah kisah nyata yang diangkat dari mimpi. Ya, kisah diatas adalah bunga tidur Khansa yang sungguh menjadikan hatinya berbunga-bunga. Sebuah mimpi yang mengirimkan pesan tersirat untuk kehidupan seok hari.seorang Khansa. Yaitu seorang masinis mungkin menggambarkan seorang kepala keluarga yang kelak memimpin kelangsungan rumah tangganya. Layaknya seorang masinis yang mengemudi kereta, mengarahkan ke mana laju kereta.
Bunga tidur hanyalah sebuah penghias tidur. Khansa tak mau terlalu menggenggam erat mimpi indah itu. Yahh , karena itu hanya sebuah penghias tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar