Kamis, 24 November 2011

Hati yang Terbalut Duka

Dia yang pendiam. Dia yang jahil. Dia yang penuh keteduhan. Dia yang memiliki sosok mirip dengan bapak. Dia yang seringkali menggoda saya sepulang dari masjid. Dia yang tawanya ialah tawa sederhana namun ceria. Dia yang tilawahnya sangat khas. Dia yang tiga bulan lalu tiba-tiba tergeletak dan digotong ke sebuah mobil. Dia yang ramadhan lalu berpulang dengan tenang mengadapNya. Dan kepergiannya mampu membuat jiwa dan raga ini tenggelam dalam duka. Pakdhe...

Dia yang lucu. Dia yang lincah. Dia yang unik. Dia yang keriting rambutnya. Dia yang menjadikan saya geli saat bertemu. Dia yang dua minggu lalu duduk bersama saya membungkus snack untuk takbir keliling di masjid. Dia yang sedang menikmati dunia remajanya. Dia yang dua minggu ini terbaring lemah di rumah sakit. Dia yang baru saja tadi malam melewati masa kritisnya, melawan penyakit yang menyerang raganya. Dan, dia yang dini hari tadi harus kembali berpulang ke pangkuanNya.
Kevin..

Ya Allah ampunilah dia, berikan rahmat kesejahteraan, dan maafkanlah dia.
Tak ada satupun manusia yang mampu menerka kapan ajal menghampiri.... Kematian MEMANG datang tiba-tiba.... Mereka yang dipanggil pun akan pergi meninggalkan kita begitu cepat...


3 komentar: